R A N A H M I N A N G 1
Juni 2017 Adalah awal kedatangan saya di bumi Minangkabau,
ketika pesawat hendak mendarat saya disuguhkan pemandangan luar biasa dari kota
rendang
ini dari ketinggian sekitar -/+ 3500-4000ft.
Terdapat 1 bangunan yang mecolok terlihat dari atas pesawat
ya, tak lain dan tak bukan bangunan tersebut bernama “Masjid Raya Sumatera Barat”.
Masjid Raya Sumbar & Stadion H
Agus Salim tampak dari atas pesawat
Ketika roda pesawat menyentuh landas pacu dan hendak parkir
saya disambut oleh tulisan besar bertuliskan “ Bandara Internasinal
Minangkabau ” yang terpasang di atap gedung terminal bandara.
Gedung Terminal BIM
Ada 3 hal
yang menarik perhatian saya dari kota Rendang ini.
Ø Pertama, bentuk arsitektur atap gedung
terminal bandara BIM, bentuknya sangat berbeda dari kebanyakan bentuk atap
gedung terminal kebanyakan bandara-bandara di Indonesia atau bahkan mungkin
dunia. Atap dari BIM ini berbentuk
gonjong menyerupai bentuk tanduk kerbau.
Ø Kedua, “Masjid Raya Sumatera Barat” Masjid yang kalo gue baca di berbagai artikel
di internet ini mulai dibangun pada 2007 silam. masjid ini berbentuk persegi
jika dilihat dari foto udara/satelit yang melancip di keempat sudutnya, di
bagian sisi-sisi dari masjid ini terdapat sebuah ukiran atau apalah itu yang
jika dilihat dari kejauhan berfotif bagai kain batik atau songket. menurut gue
ini adalah masjid di Indonesia yang memiliki bentuk arsitektur yang paling
kental dalam menceritakan gambaran adat dimana masjid itu berdiri tegak. Karena
keindahan arsitekturnya ini tidak hanya masyarakat kota padang yang menjadikan
masjid ini sebagai tempat berfoto, tetapi juga wisatawan yang datang dari luar
kota rendang ini termasuk gue. Eits jangan Cuma foto-foto aja nihh sempatkanlah
untuk sholat di masjid ini, karena interior dari masjid ini juga ga kalah keren
dari eksteriornya J.
Ø Ketiga, Yashhh Kulinernya J . salah satunya adalah nasi padang.
Siapa sih yang ga doyan sama yang namanya “Nasi Padang” . nah menurut opini
pribadi gue rasa nasi padang disini menurut gue rasanya sangat berbeda dengan
nasi padang kebanyakan yang ada di Jawa. Disana rasa rempah bumbu-bumbunya
benar terasa. Semua lauk yang biasa gue beli di RM Padang di jawa gue cobain
satu-satu disana ( tapi ga langsung gue beli semua ) dari mulai Gulai Kikil,
Rendang, Ayam, Cincang, Dendeng dll. Menurut gue semua benar berbeda cita
rasanya. Kalo bapak gue bilang RM padang dijawa sudah ada campuran cita rasa
orang jawa. Dan tempat makan nasi padang favorit gue disana adalah RM “Lamun
Ombak” lamun ombak sendiri
bersal dari kata “Lamun” yang berarti Gulungan, dan “Ombak” yang berarti ombak
laut. Dan jika kedua arti itu disambungin menjadi kata “ Gulungan Ombak “ nah
jika kalian berkunjung ke rumah makan ini cobalah salah satu top menunya yaitu
Gulai Kepala ikan. *Udah ah bahas nasi padangnya sampe sini aja, Jujur aja gue
nulis ini sambil terbayang-bayang ketika gue makan di sana J*.
Sebenarnya masih banyak cerita yang pingin gue tulis disini
mengenai Kota Padang ini. Tapi sepertinya sementara ini cukup sampai disini
sajaa gaess. Mungkin beberapa hari kedepan gue bakal lanjutin cerita gue selama
gue di padang.
-
Thanks J
Komentar
Posting Komentar